5 Hari Untuk Selamanya

02.03


Liburan semester ini mungkin tidak akan mengesankan untuk ku, seperti biasa aku hanya meniti hari-hari dengan tak bersemanga. “Padahal masih ada  5 hari lagi aku bisa menghabiskan liburan  ini tapi  mungkin akan menjadi hari hari membosankan lagi” pikir ku
Saat ini aku hanya dapat membayangkan liburan-liburan menyenangkan yang teman-temanku lakukan, “Sedangkan aku?”.

Aku hanya duduk diatas ranjang tidurku membolak balik majalah lama yang sebenarnya tak ingin ku baca lagi, bahkan Hand Phone jelek miliku tak bergetar menandakan tidak ada satu pesan singkat pun masuk, tidak seperti biasa, ini benar-benar membosankan, kucoba berbaring dan memejamkan kedua mataku, tapi itu sulit, aku tak bisa tidur, mungkin karena aku sudah tidur berjam-jam tadi, “Ya Allah.. apa yang harus aku lakukan?, Apakah aku harus mengepel semua lantai dirumahku ataukah menyapu semua halaman ku?, Oh itu benar-benar hal yang sangat konyol dilakukan siang terik begini”.

Akhirnya aku memilih keluar dari kamar ku yang pengap  itu, ku lihat setiap ujung ruangan di rumah ku  tidak ada hal yang berbeda seperti harapanku, rumah ku selalu sepi. Ku lihat adhek ku yang sedang serius membaca komik kesukaanya, bahkan tanpa ekspresi apapun aku tak mengerti apa yang dia rasakan, mungkin juga bosan sepertiku, aku berjingkat melewatinya menuju tempat minum di dapur ku ambil gelas lalu ku pencet tombol di dispenser setengah dari gelas ku yang kosong tadi telah terisi air, ku bawa minumku ke depan lagi.

Adzan ashar pun berkumandang dengan keras karena rumahku hanya berjarak kira-kira 50 cm dari masjid jadi mungkin suaranya pun terdengar sangat keras, aku beranjak mengambil air wudhu di kran samping rumahku aku pun berlari dengan bersemangatnya ke masjid.  “bismillah…….” aku pun melangkahkan kaki ke dalam masjid dan mengabil mukena yang sedikit kotor dan berbau pengap itu, karena mungkin tak ada yang mau mencuci mukena milik masjid ini. Aku pun bergegas memakainya dengan paksa dan segera sholat ashar.

“Alhamdulillah selesai juga aku sholat, hati terasa tenang kembali”, aku kembali lagi kerumah mungkin hanya diperlukan dua langkah saja dari masjid.
 Entah aku tak begitu sadar, kakiku sudah berada di depan Komputer, aku langsung saja memencet tombol CPU akupun mengambil modemku dan ku tancapkan ke CPU, seperti biasa aku selalu lansung membuka situs Facebook ku, “Aku melihat ada dua permintaan pertemanan satunya ada seorang wanita dengan nama yang tak asing lagi untuk ku satunya lagi dari seorang pria , entah siapa aku tak mengenalinya, aku pun tak begitu memperdulikanya biarlah aku setujui saja permintaan pertemananya  untuk menambah daftar teman ku” pikir ku.  aku selalu merasa asyik jika sudah membuka akun Facebook ku tak terasa aku sudah di depan komputer satu setengah jam , aku berniat akan menutup akun Facebook ku , eh ternyata ada lima pemberitahuan, aku pun mengeceknya ternyata pemberitahuan dari laki-laki tadi, yang menulis di dindingku mengucap terimakasih dan menyukai beberapa postingku, ia juga sepertiya menyukai dunia bintang sepertiku, setelah aku puas melihatnya aku tutup Facebook ku dan mematikan Komputer. Aku langsung saja mengambil handuk dan pergi mandi, setelah itu aku sholat.

Keesokan harinya setelah aku menyelesaikan semua pekerjaan ku, aku menghidupkan komputer lagi, rasa bosan ku sekarang sudah mulai berkurang karna aku mulai kecanduan bermain Facebook, ku lihat lagi pemberitahuan ku, laki-laki itu? Dia banyak memenuhi pemberitahuanku, aku pun semakin penasaran lalu kulihat saja Akun Facebook nya dan membaca info dirinya.

Foto profilnya menampakan   dirinya tengah tersenyum lebar dan tulus dia terlihat lugu, koleksi fotonya lebih banyak bersama keluarga dan teman-teman, ada juga fotonya yang sedang memakai teleskop, sepertinya dia memang bergelut dalam dunia bintang atau astronomi?, Aku masih kurang tahu past, walau mungkin dia terlalu tua denganku tapi pembicaraan kita selalu nyambung.
Gara-gara laki-laki itu juga aku jadi sering menghidupkan komputer dan membalas komen-komenya di facebook, aku jadi mengenalnya cukup dekat. Dia ternyata orang Sumatra dan itu tempat yang sangat jauh dari rumahku dia masih anak SMA yang memiliki cita-cita mengesankan prestasinya pun kukira bagus, dia sering membuat karya ilmiah tentang Astronomi, karena kesamaan ku dengan dia menyukai dunia bintang setiap pembicaraan kita pun nyambung.

Ini sudah hari kesebelas, jadi libur semester hanya tinggal dua hari lagi. Aku sebenarnya sudah menyiapkaan semua keperluan ku bersekolah sejak hari pertama libur karena tak ada pekerjaan atau hal lain yang aku lakukan saat itu. Entah mengapa aku merasakan semangat yang luar biasa di diriku ini apa karena esok harinya aku akan bertemu dengan sahabat-sahabat karib ku? Atau kah ada sesuatu yang akan terjadi besok? Aku kurang pandai meramal, bahkan tak bisa, biarlah itu menjadi rahasiaku besok.

Aku berpfikir sejenak, walaupun rasanya aku sudah siap berada dalam dunia mimpiku. “Apa yang aku telah kerjakan selama liburan ini?”, Tanyaku dalam hati “aku hanya melakukan hal yang membosankan dirumah. Laki-laki itu?”
Nama itu terlintas di benakku, “mengapa musti repot aku hanya mengenalnya lewat facebook, itu seharusnya tak mempengaruhi jalan pikiranku, tapi mengapa? Mengapa? Nama itu begitu familier di benak ku, aku bahkan menandai namanya sebagai teman, atau sahabat apa itu pantas, lantas apa yang telah ia perbuat sehingga dia sahabat”
“Astafirullah Alazim…….!” Pikiranku semakin kacau, mungkin jika aku tidur pikiran-pikiran itu akan  lenyap sendirinya.

Disekolah, aku begitu senang bisa melihat lagi senyum para sahabat-sahabat ku, kita berkumpul dan bercanda bersama. Hari kedua bersekolah pun begitu aku masih mengutamakan kesenanganku bersama teman teman, bahkan hari ketiga yang seharusnya sudah siap belajar masih saja aku belum dapat mencerna pelajaran dengan baik.
Tiga hari itu aku hanya hang out bersama teman-teman, cerita sana-sini, barcanda sampai ngelantur, kemana aja tidak tau arah, asal Happy.

Minggu ini pun minggu mengesankan bagiku, aku selalu bersama teman-teman ku jadi tidak aku rasakan lagi kebosanan di dalam diriku. Aku jadi tidak pernah menghidupkan komputer untuk mengecek akun Facebook ku.

Sekarang tidak ada pekerjaan yang harus aku selesaikan, teman ku pun juga tak ada yang menyapaku atau mengajakku main, jadi ku putuskan saja membuka sebentar akun Facebook ku.
Tidak ku duga banyak juga pemberitahuan terutama laki-laki itu, aku penasaran juga. Lalu aku klik akunya. di “Dindingnya” penuh ucapan semoga cepat sembuh. Rupanya dia sakit.
Memenuhi adap pertemanan, aku pun menulis ucapan juga. Sambil hati ku juga ikut berdoa. Lalu aku pun tenggelam dalam rasa persahabatan yang telah kita bina. Aku juga merasa bersalah juga mengapa seminggu ini melupakan sahabat ku satu ini. sambil kulihat lagi komen nya “Bahkan dia sudah berbicara begitu akrab dengan ku” aku meletakkan dia sebagai sahabat tak di kenal. Akrab tapi belum kenal fisik.

Suatu malam tepatnya malam selasa setelah aku sholat isya aku menghidupkan Komputer. Karena ingin mengetik tugas dari guru Bahasa Indonesia ku, tapi kusempat kan juga membuka Situs Facebook ku. Ada pemberitahuan teman yang berulang tahun hari ini, nama teman diantaranya sahabat laki-laki itu. Aku pun mngeklik di “Dinding” situsnya  aku membaca pesan dari saudara perempuanya yang pernah dia ceritakan seumuran ku, “met ultah kakak, moga kakak ku tercinta bahagia di surga…….”  Ada belasan ucapan berduka juga di situ
Hah, sahabat itu telah tiada. Rasanya seluruh tulang rusukku terhembus angin dingin penuh kekosongan yang terus mengharapkan belaian hangat yang memnengkan hati kembali, hanya satu kata dalam pikiran ku “Benarkah?”, aku bertanya kpd beberapa orang yang mengirimkan pesan di dindingnya itu, dan apa jawaban mereka, jawaban mereka semakin membuat hati ku terguncang dengan kedinginan dan kekosongan yang tak pasti,   Walau aku tidak sempat mengenal dia lebih dalam, sebenarnya aku belum percaya, aku pun tak tahan meneteskan air mata ku yang semestinya tidak di butuhkan.

Senyum tulus itu terus membekas di mataku,terniang-niang dalam pikiranku,  kata-kata yang sering dia lontarkan dalam komen-komen di statusku terlihat akrab, aku bahkan sudah merasa dia sahabat yang sudah ku kenal lama, dan itu juga membuatku menandai namanya di lubuk hatiku sebagai sahabat untuk selamanya.

Sesekali aku masih membuka situsnya. Ada rasa kosong di hati ku, yang akan menjadi memori tersendiri tentang dia, tentang pertemanan kita,  ku kenang dia sebagai temanku, terimakasih kawan atas 5 hari ini, dan  akan kenang selamanya.
                                                                                                                     

You Might Also Like

0 comments

INSTAGRAM