Ketika waktunya tiba, kita para crew film yang baru ada project iklan layanan masyarakat yang bertemakan jalinan kasih (kasih sayang, bersyukur dan menghormati) disini peran gue sebagai penulis naskah so gue juga diandalkan untuk cari artis bro, karena berhubung gue sendiri orangny terlalu PD jadilah gue sebagai pemeran utama, nah disuatu film atupun itu iklan pasti ada peran utama dan pembantu, alhasil yang nyari peran pembantu mau gak mau juga gue. Awalnya sih kita mau nyoba cari lokasi yang agak kota atau malah di perkotaan yang sebenar-benarnya, akan tetapi insting gue mengatakan lebih cucok jika shooting di deket rumah gue. Setelah gue mikir keras sampai ini otak berkabut, berasap, dilanda angin topan, dan tsunami akhirnya gue punya ide (cling lampu yang tertahun-tahun mati akhirnya hidup kembali). Gue punya inisiatif kalo peran pembantunya simbok-simbok (nama lain dari ibu-ibu yang beranjak menjadi nenek-nenek) biar lebih mendramatisir peranya sebagai penjual kaki lima. Dan setealh gue beradu argument dengan para crew sampai cakar-cakaran, jamabak-jambakan dan lain sebagainya. Muncul titik terang, rasanya tu kayak baru pup di kamar mandi yang kekeringan, trus ujan dan atapnya bocor.