IKLAN LAYANAN MASYARAKAT

22.25


Ketika waktunya tiba, kita para crew  film yang baru ada project iklan layanan masyarakat yang bertemakan jalinan kasih (kasih sayang, bersyukur dan menghormati) disini peran gue sebagai penulis naskah so gue juga diandalkan untuk cari artis bro, karena berhubung gue sendiri orangny terlalu PD jadilah  gue sebagai pemeran utama, nah disuatu film atupun itu iklan pasti ada peran utama dan pembantu, alhasil yang nyari peran pembantu mau gak mau  juga gue. Awalnya sih kita mau nyoba cari lokasi yang agak kota atau malah di perkotaan yang sebenar-benarnya, akan tetapi insting gue mengatakan lebih cucok jika shooting di deket rumah gue. Setelah gue mikir keras sampai ini otak berkabut, berasap, dilanda angin topan, dan tsunami akhirnya gue punya ide (cling lampu yang tertahun-tahun mati akhirnya hidup kembali). Gue punya inisiatif kalo peran pembantunya simbok-simbok (nama lain dari ibu-ibu yang beranjak menjadi nenek-nenek) biar lebih mendramatisir peranya sebagai penjual kaki lima. Dan setealh gue beradu argument dengan para crew sampai cakar-cakaran, jamabak-jambakan dan lain sebagainya. Muncul titik terang, rasanya tu kayak baru pup di kamar mandi yang kekeringan, trus ujan dan atapnya bocor.


Dan segeralah kita para crew berkemas-kemas untuk shoot ing di lokasi dan tempat yang sudah ditentukan. Gue juga uda siapin mental yang kuat buat beradu acting dengan bintang papan tulis yang baru di rekrut gue kemaren. Namanya Mbok Darmi, galak, sangar tapi tetep maco. Keseharian Mbok Darmi ya biasa layaknya Simbok yang lain, tiada hari tanpa ngecengin kebo-kebo di sawah.

Pertama gue mikir, duh bakalan susah nih njelasin script ke simbok-simbok. Dan ternyata pikiran gue tak selalu salah, dan bener banget gue butuh waktu 3600 detik dikali 4 buat jelasin 1 scene, gila itu adalah tekanan batin terberat gue dalam pembuatan film ini, tapi rasa kesel gue bisa terbayarkan oleh Mbok Darmi yang meluap-luap saat didepan kamera, sampai-sampai cameramen gue perlu pertahanan khusus untuk kameranya. Dan ketika “Camera Roll… and Action!” Mbok Darmi mulai melangkahkan kaki dan gue bersiap menanggapi dari arah berlawanan, dengan sigap Mbok Darmi membuka mulutnya, dan gue siap menganga merespon, begitu terus sebaliknya sampai pada penghujung scene “Cut” akhirnya, guesontak kaget Mbok Darmi langsung melonjak layaknya kembali muda dan berseru, dia berhasil memerankan seperti yang gue mau.

Dari kejadian itu gue sadar, bahwa kemapuan seseorang walupun sudah tua sekalipun dan mungkin banyak yang menganggap tidak mampu, contohnya kayak Mbok Darmi diatas gue pertama gak begitu yakin Mbok Darmi bisa, untuk baca script saja gak bisa karena tak pernah mengenyam bangku pendidikan, tapi jika kita mau bersabar dan meluangkan lebih banyak waktu daripada untuk orang normal, kita akan dapat hal yang unik pada akhirnya, bukan hanya keberhasilan seprti yang kita mau tapi kita bisa dapatkan kegembiraan yang lebih dari orang itu, dia dangan tulus akan mengeksprsikanya. Kita mungkin akn terharu dengan usaha dan hasil itu. 


You Might Also Like

0 comments

INSTAGRAM