Bersama Bulan

09.11


Semilir angin malam berhembus membawa butiran benih-benih embun untuk keesokan hari, hanya ada aku dan kamu diselimuti hangatnya sinar Rembulan yang begitu megah malam ini, dibawah langit malam dan temaram bintang-bintang yang saling bercerita. Alunan petikan gitar yang tak henti kau suarakan memecah kesunyian, mengalahkan suara-suara bising kekosongan mahkluk-mahkluk malam.

Semua begitu ringan dan nyaman, tak ada yang perlu dipikirkan, ketika ada kita, kita bersatu dalan nuansa syahdu berbalut dalam pertemuan memecah rindu, dalam satu saksi rembulan bulat utuh yang serasi.
Sejenak aku berbalik dalam kesendirianku bertanya pada hati yang lebih tau akan semesta, "salahkah aku jika mengobati rindu dengan sedikit terburu-buru?, dengan sedikit memaksa dan tak mau tau? Hanya karena aku terlalu sesak menahanya?"
Kita masih terduduk bersama di depan tenda, ditemani api unggun yang hampir mati terombang-ambing angin malam yang berhembus, bersama 2 cangkir kopi yang selalu ada disaat kita saling bicara.

"Va, kanapa bulan selalu indah saat kita bertemu?" tanyanya seketika sambil menghentikan petikan gitar dan coba memandangku dengan penuh harap jawaban.

"Waah, kok kamu pengamat yang baik sih Yon, mungkin bulan juga sama seperti kita selalu melepas rindu nya, dan kebetulan selalu sama waktunya, atau mungkin pula bulan lah yang selalu menerima pesan yang kutitipkan setiap malam " jawabku panjang lebar, dan pasti juga Diyon tidak terlalu memcermati jelas .

"Pantes,  aku selalu merasakan padang bulan terus lho Va" seru Diyon sambil ketawa renyah.
Pertemuan kita selalu penuh tawa dan cerita, walau kebanyakan aku yang selalu menunpahkan cerita, aku bahkan jarang berfikir panjang, mungkinkah kamu lelah mendengarkan ceritaku yang tiada habisnya, mungkinkah denganku membuatmu kehilangan waktu untuk terlelap.

"Kapan yaa kita bersama tapi tanpa bulan"
Tiba-tiba pertanyaanmu kali ini membuatku hening sejenak dari celoteh panjangku
Mengapa itu masih berasa mustahil, ada bisik yang menancapkan keyakinan itu dalam hatiku seketika. 

"Gak mungkin lah, Diyon itu hadir bersama bulan"
Memang benar, bahkan saat ini saja aku sedikit merasa bersalah menggangu saat-saat bercengkerama mu bersama bulan. Mungkin kamu tak pernah tau Yon aku berulang kali melihat bulan tak hadir, saat aku bersusah amarah merindukanmu, dan ketika kamu ada bulan juga ada.

Aku hanya berani hadir dalan pertemuan kita bertiga itupun jika kau izinkan tanpa menggangu saat mu bersama bulan.
Iya bertiga aku, kamu dan bulan, selalu seperti itu. Tapi tenanglah aku juga tau diri, ketika dengan balutan rembulan penerang kita kala malam kita dipertemukan, setidaknya bulan masih berbaik hati membiarkanku bertemu sosokmu, melepas rinduku dan juga rindumu.

Toh aku tak perlu kawatir kutitipkan kamu kepada bulan setiap malam, aku rindu memang,  tapi itulah saat untukmu bisa terlelap dalam mimpi indah dengan kehangatan rembulan, dan kelak pagi telah datang, kau bisa buka mata dengan sempurna dan kenangan mimpi indah yang bisa kau wujudkan pula.

Aku senang jika semua berjalan Lancar, sampai saat bulan dengan keikhlasan dan senang hati memberikan seluruh waktu nya bersamamu untuk ku. Karena bulan tau yang selalu kusemogakan setiap malam yaitu kamu yang akan menjadi kita selamanya.


Kisah Reva dan Diyon malam ini, Itulah mengapa aku membiarkan selalu ada alasan,

Untukmu yang akan datang selanjutnya, kupersilahkan waktumu bercengkerama dengan bulan kapanpun kau mau, hingga pada akhirnya ada keikhlasan diantara kita yang menjadikan kita satu selamanya, selamanya 

You Might Also Like

1 comments

  1. Duh... jadi baper.
    Paling enak, rebahan diatas loteng kamar ngeliat bulan sama bintang - bintang.

    Aneh, kenapa hal yang kontras perbedaannya (bulan&bintang) justru nyiptain suasana nyaman.

    BalasHapus

INSTAGRAM