20 Menit

07.01

Malam itu dia berjalan pelan menyusuri jalan yang mulai sepi, berjalan sendiri karena pikiranya juga masih terus mencari, ada sesuatu yang hilang, entah apa, langkah nya semakin gontai berat, hatinya masih memikul rindu, mulutnya masih menyisipkan serangkaian kata yang belum terucap.

Mungkin semesta masih sembunyikan waktu, hingga sampai saat ini hati mereka belum bertemu, hanya satu yang dia pinta cukup 20 menit bersama seseorang yang selalu terbayang dalam mimpinya.
Dengan begitu semoga ada suasana dan waktu yang tepat, hingga dia bisa cepat berucap, dan nanti malam bisa terlelap.

Kapan 20 menit mereka hadir, membungkan kegaduhan dan keramaian diluar sana, memberi tempat dan suasana hanya untuk berdua, perlahan mengukir sejarah dalam setiap kata. Dia bersaksi bahwa tak akan ada diam diantaranya, tak akan ada membosankan diantaranya. Karena mereka tau bagaimana caranya, "cukup 20 menit itu hadirkan tuhan",rengeknya pada Sang Pencipta.

Kembali sampainya pada langkah terakhir sebelum mencapai punjak tempat yang dituju. Dia mulai kembali linglung, pada imajinasinya dia meronta ingin kembali pulang pada langkah awal sebelum dia meminta 20 menit itu. sebelum ada ribuan tanya dalam benaknya. sebelum ada rindu pada seseorang yang jangan sampai ia rindukan.

Jika cita-citanya itu memang ingin jadi tuhan bagi hatinya. maka perasaan itu mungkin akan ia sembunyikan dulu sampai seseorang itupun lengah tak pernah menggubrisnya sama sekali. Tapi itu rasanya sayang, nanti kalau-kalau malah dia kehilangan seseorang itu bagaimana. Ah.. lagi-lagi soal "kehilangan" muncul lagi dibenaknya.

Langkahnya tinggal menghitung jari maka sampailah dihadapan seseorang yang ia rindukan selama ini. tapi segalam macam rasa tengah merebutkna ego hatinya. sebenarnya apa yang sebenarnya ia inginkan dari sebuah waktu 20 menit. yang sempat ia minta-minta tadi, apa dengan berusaha memilikanya secara utuh adalah alasan agar jauh dari kehilangan dimasa yang akan daatang kelak, mustahil.

Akhirnya mereka berhadapan, dan ia tak berhasil menggapai cita-citanya menjadi tuhan, dan seseorang itupun tetap tak berhasil memberi 20 menitnya, dan rindunya gagal diredam setelah pertemuan 5 menit dan setelahnya akan ada rindu-rindu itu lagi. jadi dia mengalah, memilih ikhlas menerima apa yang dirinya buat pada perasaanya, dan mau tidak mau hatinya menjadi taruhan terbesar untuk orang lain.




You Might Also Like

2 comments

  1. waktu yang berarti sepertinya?, tapi kok 20 menit ?
    blognya bagus.. happy blogging ya & rajin2 juga blogwalking biar banyak temen blogger

    BalasHapus
  2. kenapa harus 20 menit? gak selamanya aja?

    BalasHapus

INSTAGRAM